Kisah para pengungsi dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia
Pengungsi muda bergabung dengan seniman lokal Indonesia dalam mengeksplorasi pengalaman para pengungsi melalui pameran seni yang disponsori oleh lembaga non-profit Art for Refuge.
Eminent Advocate UNHCR Dato’s Sri Tahir – warga negara Indonesia yang berkontribusi kepada negara dan para pengungsi di dunia
Eminent Advocate UNHCR, Dato’ Sri Tahir belum lama ini dianugerahi penghargaan dari President Indonesia Joko Widodo atas kontribusinya yang luar biasa di bidang kemanusiaan. Staf UNHCR Indonesia belum lama ini berbincang-bincang dengan Dato’ Tahir mengenai usahanya untuk membantu orang-orang yang kurang mampu.
Pengungsi muda mendapatkan pengalaman berharga sebagai sukarelawan Asian Games 2018
Tak pernah terbersit dalam pikiran Jafar bahwa ia akan menjadi bagian dari salah satu perhelatan olahraga terbesar di dunia. Pemuda Afghanistan ini terpilih menjadi sukarelawan pada Asian Games (Asiad) tahun ini. Sebagai sukarelawan di acara olahraga yang berlangsung hingga 2 September ini, ia telah bertemu atlet dari seluruh Asia, termasuk legenda taekwondo Afghanistan Rohollah Nikpai.
Sukarelawan Indonesia berbagi seni dan cara menjaga lingkungan dengan para pengungsi
“Lihat! Aku melukis kura-kura!” kata Ahmad*, seorang pengungsi berusia 10 tahun, saat mengerjakan lukisan gelas. Ahmad adalah salah satu dari puluhan anak pengungsi yang ikut serta dalam kegiatan seni dan edukasi yang diselenggarakan oleh lembaga non-profit Kanaditya di Jakarta. Acara tersebut berlangsung dua hari pada 24 dan 25 Juli dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.
Pengungsi perempuan bergabung dengan para perempuan Indonesia untuk membangkitkan suara mereka pada Hari Perempuan Sedunia
Bagi Kalsoom, seorang pengungsi dari Pakistan yang telah berada di Indonesia selama lima tahun, 14 Maret 2018 merupakan hari yang istimewa. Ia menjadi salah satu pembicara dalam acara bincang-bincang bertitel “Get Involved and Stay Engaged: Urban Activism and More Opportunities for Women’s Empowerment” (Mari Terlibat dan Berperan: Aktivisme Urban dan Makin Banyak Kesempatan untuk Pemberdayaan Perempuan).
Pengungsi, masyarakat lokal merayakan Hari Pengungsi Sedunia dalam pertunjukan solidaritas dan kepedulian
Waktu menunjukkan pukul 10.30 pagi dan matahari bersinar terik di atas kota Jakarta. puluhan warga Jakarta dari berbagai usia duduk di depan rumah tradisional Betawi, berlokasi di kawasan padat penduduk. Mereka berkumpul untuk merayakan Hari Pengungsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 Juni. Di antara para tamu yang datang tampak sejumlah anggota dari Forum Anak dan anak-anak pengungsi yang tinggal tak jauh dari perkampungan tersebut.
Nelayan Indonesia selamatkan pengungsi Rohingya
BIREUEN, Indonesia – Bulan lalu, selama beberapa hari, para nelayan di Aceh, Indonesia, membuang sesajen yang berupa beras dan tulang kerbau ke laut, sebagai bagian dari ritual tahunan yang bernama khanduri laot, yang mana mereka berdoa mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan karunia berupa lautan dan perlindungan dari marabahaya.
Para pengungsi dan pemuda Indonesia belajar pertanian organik demi masa depan yang lebih baik
Abdi (bukan nama sebernarnya), pengungsi dari Ethiopia, berjalan di antara deretan sayuran di kebun yang diurus oleh rekan kerja UNHCR, The Learning Farm (TLF), di suatu pagi yang cerah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dengan bangga, ia menunjukkan berbagai sayuran yang ditanamnya di kebun. “Ini kangkung. Ini tomat, selada,” kata Abdi.
Sebuah Sekolah Negeri di Makassar Menyambut Anak-Anak Pengungsi
Di suatu Senin pagi, staf UNHCR dan International Organization for Migration (IOM) tiba di SD Negeri Jongaya yang berlokasi dekat dengan akomodasi pengungsi di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada hari itu, empat anak pengungsi memulai hari pertama sekolah mereka sejak tiba di Indonesia. Anak-anak tersebut terlihat sangat bersemangat saat melewati pintu gerbang sekolah.
Direktorat Jenderal Imigrasi bersama UNHCR, rekan kerja dan pengungsi memperingati empat dekade dalam melindungi pengungsi di Indonesia
Hari masih menunjukkan pukul 7 pagi di Jakarta, namun area The ICE Palace Concert Hall, yang berlokasi di sebuah tempat belanja di ibukota, telah dipenuhi dengan puluhan pengungsi muda. Mereka sedang berlatih untuk tampil dalam acara budaya untuk memperingati World Refugee Day 2017 (WRD) atau Hari Pengungsi Sedunia 2017, pada hari itu. Beberapa pengungsi Somalia berlatih menari di atas panggung, sedangkan sejumlah pengungsi Ethiopia menyiapkan kostum mereka di belakang panggung.
Roshan Learning Center membawa harapan untuk para pengungsi dari luar negeri
Matahari bersinar terang di kawasan perumahan di daerah Jakarta Selatan. Di antara deretan rumah-rumah, terlihat sebuah rumah sederhana yang digunakan oleh sekelompok pengungsi anak-anak dari luar negeri untuk belajar. Di hari itu, mereka belajar manajemen strategi dan cara mengatasi perselisihan. Sementara itu di kelas lain, sejumlah anak belajar bahasa Inggris. Aktivitas ini jadi pemandangan sehari-hari di Roshan Learning Center (Pusat Pembelajaran Roshan), sebuah oasis bagi para pengungsi di tengah keramaian Jakarta.
Komisioner Tinggi UNHCR mendorong persatuan di Rakhine, Myanmar
Filippo Grandi bertemu dengan komunitas di Rakhine untuk lebih memahami kebutuhan dan tantangan mereka.