Select a language for this section:

Select a language for our global site:

Select a country site:
 

Kegiatan

Direktorat Jenderal Imigrasi bersama UNHCR, rekan kerja dan pengungsi memperingati empat dekade dalam melindungi pengungsi di Indonesia

Hari masih menunjukkan pukul 7 pagi di Jakarta, namun area The ICE Palace Concert Hall, yang berlokasi di sebuah tempat belanja di ibukota, telah dipenuhi dengan puluhan pengungsi muda. Mereka sedang berlatih untuk tampil dalam acara budaya untuk memperingati World Refugee Day 2017 (WRD) atau Hari Pengungsi Sedunia 2017, pada hari itu. Beberapa pengungsi Somalia berlatih menari di atas panggung, sedangkan sejumlah pengungsi Ethiopia menyiapkan kostum mereka di belakang panggung.

Roshan Learning Center membawa harapan untuk para pengungsi dari luar negeri

Matahari bersinar terang di kawasan perumahan di daerah Jakarta Selatan. Di antara deretan rumah-rumah, terlihat sebuah rumah sederhana yang digunakan oleh sekelompok pengungsi anak-anak dari luar negeri untuk belajar. Di hari itu, mereka belajar manajemen strategi dan cara mengatasi perselisihan. Sementara itu di kelas lain, sejumlah anak belajar bahasa Inggris. Aktivitas ini jadi pemandangan sehari-hari di Roshan Learning Center (Pusat Pembelajaran Roshan), sebuah oasis bagi para pengungsi di tengah keramaian Jakarta.

Sekolah di Jakarta berbagi pengetahuan bersama pengungsi muda

Zulfa (bukan nama sebenarnya), 16, tidak mendapat kesempatan untuk bersekolah di negara asalnya, Somalia. Perang telah menghancurkan mimpi anak perempuan yatim piatu ini, yang terpaksa melarikan diri dari negaranya ke Indonesia sekitar 10 bulan lalu.

UNHCR menobatkan seorang filantropis Indonesia sebagai Eminent Advocate

Pada hari ini, UNHCR, Badan PBB Untuk urusan Pengungsi, menunjuk seorang pengusaha Indonesia dan yang juga seorang filantropis terkemuka, Dato’ Sri Tahir, sebagai Eminent Advocate ke-3 sebagai penghargaan atas kontribusi berharga dan tanpa pamrih beliau kepada jutaan pengungsi.